Jalannya simulasi lelang berlangsung seru, seperti untuk item tas model clucth untuk perempuan, tas ransel dan sepeda gunung. Kejar-kejaran harga antar penawar tak terhindarkan. Bahkan terkadang rasa kecewa pun terlontar saat barang idamannya harus lepas ke tangan pesaing yang memberikan tawaran lebih tinggi. Total ada sembilan barang yang hari itu ditawarkan oleh KPKNL Jember.
Namun keseruan ini belum seberapa, sampai kemudian M. Lukman Saleh, Kepala KPKNL Jember memberikan pengarahan usai lelang. Karena Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DKJN) sebagai induk KPKNL saat ini berulang tahun ke 13,
“Maka kami putuskan semua pemenang lelang tidak perlu membayar harga barang yang sudah dimenangkan” katanya yang langsung disambut histeris mahasiswa yang hadir. Baik oleh mereka yang menang lelang maupun kalah lelang.
“Wah saya menyesal tidak menawar dengan harga tertinggi saat lelang, sebab anggaran saya sudah habis, jika tahu bakal digratiskan maka saya akan tawar terus, ujar Diana Purnamawati, mahasiswi asal Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya sambil tersenyum.
Tak hanya Diana saja, beberapa mahasiswa yang tidak mengikuti lelang pun menyesal setelah tahu bahwa semua pemenang lelang dibebaskan dari pembayaran. Diana kemudian lantas memuji cara KPKNL Jember menyebarluaskan pemahaman akan tugas dan fungsinya kepada masyarakat, khususnya kalangan mahasiswa.
“Cara sosialisasi seperti ini asyik tidak membosankan, cocok buat kalangan milenial seperti kami, saya jadi tertarik untuk mengetahui lebih banyak mengenai lelang melalui laman lelang.go.id,” ucap mahasiswi asal Lumajang ini.