Dalam debat kedua kali ini, pasangan Subandi – Mimik lebih mendominasi dan menguasai materi debat. Khususnya dalam tema tentang meningkatkan pelayanan masyarakat dan menyelesaikan persoalan daerah.
Dikatakanya, bahwa untuk meningkatkan Sistem Pelayanan Berbasis Elektronik (SPBE) dan membangun kultur ASN yang mempunyai integritas, Subandi-Mimik Idayana mengandalkan smart city, dimana setiap layanan dilakukan secara digital.
Sementara, untuk di bidang perizinan sudah ada sistem Online Single Submission (OSS). Dan berbagai aplikasi yang ada di Pemkab Sidoarjo akan diintegrasikan menjadi satu. “Dengan smart city dan integrasi aplikasi layanan maka kami bisa memantau setiap saat, jadi tidak mungkin bisa dinas bermain-main lagi, karena semuanya sudah berbasis elektronik,” terang Subandi.
Selain itu, berkaitan dengan percepatan kemandirian ekonomi, Subandi-Mimik Idayana sudah menyiapkan 14 program kerja Sidoarjo BA-IK, diantaranya makan gratis untuk fakir miskin dan dhuafa.”Kami juga ada bantuan dana bergulir Rp 50 juta untuk pelaku UMKM dan bedah 2.000 warung rakyat di Sidoarjo,” ujarnya.
Kemudian, masih ada program bantuan keuangan khusus (BKK) Rp 500 juta setiap desa. Bantuan tersebut sebagai upaya percepatan pembangunan di desa dan bisa membantu warga yang kurang mampu. Ucapnya
“Dengan pengalaman kami, saya yakin bisa mengatasi kemiskinan yang ada di Sidoarjo. Selama ini kami sudah buktikan semua itu. Kami turun langsung membantu masyarakat,” ucap Mimik Idayana.
Dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), pasangan calon Bupati dan wakil Bupati Sidoarjo dengan tagline Sidoarjo BA- IK tersebut, juga akan menambah kuota beasiswa untuk anak-anak Sidoarjo.