Menurut Kades berambut gondrong tersebut, BUMDes Desa Sekapuk memiliki 4 jenis usaha, yakni wisata Selo Tirto Giri (Setigi), PDAM, pengolahan sampah dan tambang kapur. Dari usaha-usaha tersebut pada tahun 2020 lalu BUMDes berhasil meraup laba bersih sebesar Rp.7 miliar, sehingga mampu menyumbang Pendapatan Asli Desa (PAD) Rp.2,047 miliar.
“Tahun 2021 ini kami sudah targetkan laba BUMDes meningkat jadi Rp.9,9 miliar dan menyumbang PAD sebesar Rp.3,412 miliar. Bagi kami Covid-19 bukan kiamat tapi justru jadi semangat untuk bangkit,” ungkap Abdul Halim.
Dari hasil tersebut, lanjut Halim desa bisa memberikan beasiswa kepada pelajar asal Desa Sekapuk mulai SD, SMP, SMA hingga beasiswa untuk S1 (Sarjana) bagi anak-anak yang berprestasi dan dari keluarga kurang mampu. “Ke depan kami akan berusaha memberikan insentif bagi warga yang usianya tidak lagi produktif,” imbuhnya.
Ia bersyukur dalam kurun waktu 3 tahun bisa membuka lapangan kerja bagi 899 kepala keluarga, sehingga nyaris di Desa Milioner ini tidak ada warga yang menganggur karena desa bisa memberikan lapangan kerja.
“Alhamdulillah dari masyarakat yang pendapatan awalnya Rp.400 sebulan bisa menjadi kisaran Rp.6-7 juta perbulan,” jelas Abdul Halim.
Kendati sudah menjadi Desa Maju dan Mandiri, lanjut Kades Halim bukan berarti tidak ada masalah. Sebab Desa Sekapuk terus melakukan inovasi sesuai dengan siteplant yang baru terealisasi 60 persen namun terkendala pendanaan.
“Tolong kami dibantu atau difasilitasi bisa mendapatkan pinjaman perbankkan Rp.100 miliar. Kami tak mau merepotkan pemerintah karena kami yakin mampu membayar. Silakan diaudit dan melihat proyeksi siteplant yang mau direalisasikan, semua sudah ada perhitungannya,” tegas Ki Begawan Setigi sapaan akrab Kades Sekapuk.