“Jadi project-nya ini adalah membantu UMKM untuk pengusaha batik di Kampung Batik Cibuluh, materi agar belajar mengenai digital dan marketing melalui platform website kemudian juga belajar mengenai produk quality juga,” jelas Maylaffayza.
Sementara, Cucu Hanafi Lurah Cibuluh mengatakan, tentunya kami sangat senang sekali dan sangat bahagia dapat bantuan edukasi dari pihak teman-teman mahasiswa/i LSPR Institute Jakarta.
Mudah-mudahan, lanjutnya, pembatik di sini bisa jauh lebih berkembang lagi terutama dalam hal marketing. Apalagi rencana mau dibawa ke Australia.
“Tadi apa yang saya sampaikan bisa mewujudkan bisa menciptakan produk yang memang betul-betul berkualitas sehingga bisa diterima oleh bangsa internasional,” tambahnya.
Cucu menyebut, di Cibuluh sudah mempunyai 9 kelompok batik. Dia menginginkan bisa bertambah lagi, apalagi dengan banyaknya edukasi yang diberikan.
“Kita juga akan koordinasi dengan Dinas Pariwisata agar ke depan kita siap bisa menjadi Kampung Wisata Batik,” jelasnya.
Ditempat lain, Sartika salah satu pembatik di Kampung Batik Cibuluh yang juga owner Batik Melinda merasabsenang sekali dengan kehadiran dari mahasiswa/i LSPR Institute.
“Selain memberikan edukasi juga membantu promosikan batik Cibuluh ke luar negeri, dan banyak juga dari mahasiswa/i yang membeli produk saya, semoga ke depannya bisa terus berlanjut agar banyak dikenal,” ucapnya.
Selain seminar edukasi, pada pra-acara Bulora ini juga ada berbagai rangkaian diantaranya, games, berkeliling Kampung Batik Cibuluh, workshop interactive, dan diakhiri dengan panel talk perjalanan kisah sukses para pengrajin batik.