Jakarta, Transnews.co.id – Sejak program tol laut dicanangkan pertama kali pada 4 November 2015, pelaksanaan program itu berjalan semakin membaik. Tingkat isian kapal dari Indonesia timur terus meningkat menjadi 88,56 persen sepanjang Januari–Agustus 2021. Selain juga mendorong biaya logistik yang semakin efisien.
Di awal pelaksanaan program tol laut itu sempat ada keluhan. Misalnya, kapal kosong ketika kembali dari Indonesia timur, infrastruktur yang belum memadai, kesiapan pelaku usaha untuk mengisi muatan kapal, dan sebagainya.
Pemerintah pun tidak tinggal diam. Program itu terus diperbaiki dan disempurnakan. Melalui program itu, keseimbangan pembangunan Indonesia timur dan barat bisa terus didorong.
Program itu juga bertujuan agar penyelenggaraan kewajiban pelayanan barang dari daerah terdepan, terluar, tertinggal, dan perbatasan (3TP) juga bisa terjangkau dan terlayani.
Berkaitan dengan kinerja tol laut, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan, kinerja tol laut terus menunjukkan peningkatan. Hal itu meliputi trayek, total pelabuhan yang disinggahi, kapasitas daya angkut kapal, serta jumlah muatan.
“Pada 2021, tol laut melayani hingga 31 trayek dan mengoperasikan sebanyak 31 kapal yang menyinggahi 105 pelabuhan. Kita juga melayani secara khusus provinsi-provinsi di timur. Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, NTT, NTB, dan daerah lainnya,” ujar Budi Karya, Selasa (14/9/2021).
Cerita dari Kasie Lalu Lintas Angkutan Laut & Usaha Kepelabuhanan KSOP Kelas II Jayapura Willem Thobias Fofid mungkin bisa menjadi gambaran bahwa program tol laut sudah jauh meningkat dibandingkan sebelumnya. Menurut siaran pers Kemenhub melalui siaran pers, Senin (20/9/2021) mengutip Kasie Lalu Lintas Angkutan Laut dan Usaha Kepelabuhanan KSOP Kelas II Jayapura Willem Thobias Fofid, penggunaan tol laut dengan konektivitas logistik sepanjang 2021 terus meningkat di wilayah Papua.