JEMBER, transnews.co.id – Sampah menjadi masalah bersama di mana-mana, pasalnya jumlahnya yang makin besar sementara Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ada tidak sanggup lagi menampungnya. Misalnya saja TPA Pakusari Jember yang kini mulai kewalahan menampung sampah dari warga Jember.
Prihatin atas masalah ini, tiga mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Universitas Jember, Muhammad Miftah, Maheza Sebastian, dan Ratih Wulandari tergerak membuat konsep revitalisasi TPA Pakusari yang mereka namakan Omega Cycle System.
Konsep yang mereka tawarkan bahkan mendapatkan juara kedua pada ajang Indonesian Civil and Enviromental Festival (ICEF) 2019 yang digelar oleh Institut Pertanian Bogor.
“Bayangkan dalam sehari ada 140 ton sampah yang masuk ke TPA Pakusari, sayangnya pengolahan sampah menjadi pupuk kompos dan gas metana di sana berhenti. Jika hal ini dibiarkan maka bisa dibayangkan dalam waktu dekat TPA Pakusari tak akan mampu menampung sampah warga Jember lagi,” kata Miftah mahasiswa Program Studi Teknik Sipil saat ditemui di Kampus FT Universitas Jember.
Miftah dan kedua rekannya kemudian membuat konsep penanganan sampah yang ditujukan akan mampu mengurangi jumlah sampah di TPA Pakusari secara bertahap hingga 70 persen.
Prinsipnya harus dimulai dari pemilahan sampah oleh warga sendiri, mana yang sampah organik dan non organik. Sampah yang sudah dipilah kemudian diambil oleh mobil pengangkut sampah yang juga memiliki bak terpisah, bak untuk sampah organik dan non organik agar saat tiba di TPA Pakusari akan mempercepat proses pengolahan sampah” jelas Maheza mahsiswa Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota didampingi Ratih Wulandari, satu-satunya perempuan di tim berasal dari Program Studi Teknik Lingkungan.