Wahyudin menambahkan, kegiatan sosialisasi dan edukasi ini perlu dilaksanakan kembali di 4 Masjid yang ada di Desa Cisaat ini. Karena ini merupakan sebuah pemahaman yang perlu diketahui oleh warga masyarakat.
“Karena adanya sosialisasi dan edukasi dampak dari adanya Bank Keliling di warga masyarakat ini, apalagi dikemas dalam perspektif keagamaan. Ini sangat memberikan pemahaman yang baik dalam kita mengambil sebuah keputusan agar lebih diketahui terlebih dahulu sebelumnya dalam mengambil suatu keputusan kesana (Bank Keliling),” tambahnya.
Sementara, Ketua RW 04 Yogi, memberikan respon positif dari kegiatan sosialisasi dan edukasi bahaya Bank Keliling dari mahasiswa KKN Kelompok 12 ini.
“Saya tertarik dengan solusi dimana warga masyarakat kami membuat program ‘tabungan warga’ yang digunakan untuk meminimalisir ketergantungan masyarakat meminjam kepada pihak Bank Keliling,” ujar Yogi
Dikutip dari pemaparan Ilham, bahwa Program Tabungan Warga berprinsip ‘Dari Kita Untuk Kita Bersama’. Dimana dengan cara menabung sebagian dari rezeki kita setiap harinya bisa menjadi suatu aset tabungan tersendiri untuk keluarganya dan di lain sisi dapat membantu saudara di lingkungan kita yang diatur cara pelaksanaannya oleh setiap RW di masing-masing wilayahnya.
“Program Tabungan Warga, Koperasi RW, Infaq Masjid/Mushola, Berdaya UMKM RW setempat, dan Giat Karya dari BUMDes merupakan solusi yang tepat dalam mengantisipasi maraknya Bank Keliling,” ujar Ilham.
Disebutkan, bahwa kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Bahaya Bank Keliling ini akan dilakukan kembali kepada 3 Masjid yang ada di Desa Cisaat.