Dan masih banyak lagi situs sejarah yang tersebar di seluruh Aceh yang terbengkalai, sengaja dihilangkan bahkan sengaja dimusnahkan dengan alasan pembangunan modern dan perkembangan zaman.
Padahal semua situs sejarah penting itu telah merekam jejak kegemilangan Islam di bumi Aceh sebagai warisan yang tak ternilai bagi generasi penerus Aceh.
Menurut Cut Putri Ketua Darud Donya, hal ini dirasa sangat menyakitkan, juga sangat melecehkan kehormatan para ulama dan umara, padahal mereka adalah para pahlawan yang sangat berjasa bagi Aceh dan perkembangan Islam di Asia Tenggara.
“Sungguh kepedihan yang sangat mendalam , kita bangsa Aceh seakan telah lupa dengan jasa besar para pahlawan, ulama dan umara masa lalu. Kita seakan ingat dan hormat pada ulama hanya waktu hidup mereka saja, lalu “membuang” dan melupakan jasa-jasanya bahkan melecehkan mereka saat sudah tiada. Padahal jejak jasa perjuangannya tetap kita nikmati hingga ratusan tahun kemudian di masa kini,” papar Cut Putri.
Tahun 2019 Darud Donya telah mencanangkan Gerakan Peduli Situs Sejarah Makam Ulama dan Umara Aceh, sebagai bagian dari usaha sosialisasi penyelamatan situs sejarah di seluruh Aceh dan berharap agar di masa depan usaha ini dapat memberikan manfaat.
Darud Donya juga memohon kepada MPU bahwa perlu adanya fatwa ulama untuk melindungi situs sejarah Aceh, apalagi sejak dahulu kala Aceh terkenal sebagai kawasan para ulama penyebar Islam, bahkan dari Aceh Islam telah menyebar ke Asia Tenggara dan seluruh nusantara serta dunia Melayu.