Tim peneliti dari Meurak Jeumpa Institut (MJI) yang berdomisi di Krueng Mane Aceh Utara ini terdiri dari, Nyakman Lamjame selaku Direktur dari Meurak Jeumpa Institut, Ichsan Nanda, S.Sos., M.AP., sebagai TACB (Tenaga Ahli Cagar Budaya), Daim Ambo Asse Ajis, S.S., M.Si., yang merupakan arkeolog, pelestari sekaligus tenaga ahli MJI, dan staf BPK (Badan Pelestarian Kebudayaan) wilayah 1 Aceh-Sumut serta anggota IAAI (Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia) komisariat Aceh-Sumut. Sirajul Munir pemerhati budaya sekaligus sekretaris dari Meurak Jeumpa Institut, Ali Mursalan, S.Pd Peneliti Rapai Puloet Geurimpheng, Alumni Pendidikan Sendratasik Unsyiah, Muhammad Mursal, S.Ars arsitek muda yang merupakan putra asli Samalanga, Alumni Arsitektur UIN Ar-Raniry, serta Munirwan, mahasiswa tingkat akhir jurusan informatika Unimal.
Kabid Kebudayaan Muhammad Tasrief, S.E., M.M., mengatakan dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Meurak Jeumpa Institut (MJI) kita harapkan kedepannya dengan regulasi Masjid Kutablang (Masjid Jin) Samalanga akan menjadi tujuan wisatawan religi, baik lokal maupun mancanegara.
“Kami dari dinas sangat berharap kegiatan yang kita lakukan ini bisa berimbas kepada masyarakat sekitar khususnya masyarakat Kecamatan Samalanga dan Kabupaten Bireuen pada umumnya”.
Ketua MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Sejarah Kabupaten Bireuen dalam sesi tanya jawab mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Meurak Jeumpa Institut (MJI) yang di fasilitasi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melalui Bidang Kebudayaan sangat membantu dalam penulisan maupun pendokumentasian sejarah yang ada di Kabupaten Bireuen.
“Ini merupakan penelitian yang sangat penting, dimana sejarah Bireuen dapat tertulis dengan lengkap yang di mulai dari Samalanga ujung barat Kabupaten Bireuen, dan kami berterimakasih kepada MJI yang sudah melakukan penelitian ini”.