“Jadi manakala melihat penderitaan akibat sekian banyak bencana yang terjadi seakan tak ada habisnya, almarhumah Ibu Tien tidak menyerah. Dalam keterbatasan langkah sebagai seorang ibu rumah tangga, bahkan beliau maju berkiprah. Itulah ibu Tien Soeharto,” kata Mbak Tutut lagi.
Lebih jauh Mbak Tutut menjelaskan, pada hari ini, 51 tahun lalu almarhumah Ibu Tien mendirikan YHK. Di hari ini pula, 33 tahun lalu, beliau mendirikan YDGRK. Tekad beliau tegas, jangan pernah kita dikalahkan oleh penderitaan tanpa berupaya melawannya sekuat tenaga.
Dengan modal awal Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah) pada masa itu, yang disisihkan Ibu Tien dan lbu Zaleha lbnu Sutowo, dari kas rumah tangga, mereka menggerakkan YHK. Kini setelah 51 tahun, kita bisa menyaksikan sendiri perkembangan yang terjadi atas dedikasi mereka.
Tidak hanya mengenai yayasan ini telah berhasil membangun sekian banyak rumah sakit, seperti, Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita, Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, dan sebagainya. Juga bukan karena yayasan sukses membangun berbagai sarana kebudayaan, pendidikan hingga kesehatan seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Perpustakaan Nasional, hingga Taman Anggrek Indonesia Permai.
“Namun kita dapat menjadi saksi bagaimana YHK berhasil mengurangi ketergantungan warga Indonesia berobat ke luar negeri. Yayasan Harapan Kita bertekad kuat sebagaimana keinginan ibu Tien sebagai pendirinya membela kesehatan rakyatnya. Sejak awal berdirinya, YHK menegaskan bahwa bagi yang ekonominya tidak mampu, meskipun mengalami gangguan jantung, tetap harus diselamatkan dengan mekanisme cross subsidi,” cerita Mbak Tutut.