Sementara YDGRK, menurut penjelasan Mbak Tutut, bahwa rentang waktu 33 tahunnya telah menunjukkan berbagai pengabdian kepada warga negara yang terkena bencana.
“Kami selalu hadir di mana rakyat menderita karena bencana. Tak hanya sekali. Pada bencana yang baru saja terjadi, yakni tsunami di pesisir Banten dan Lampung, akhir tahun 2018 hingga awal 2019 lalu, saya sendiri terlibat. Sedikitnya dalam dua kali kedatangan,” aku Mbak Tutut.
Menurutnya, Mbak Tutut datang bukan hanya memberi apa yang bisa diberikan. Namun ia datang untuk memberi harapan sekaligus menegaskan masih kuatnya tali persaudaraan kita sebagai anak bangsa. Lebih jauh lagi, sebagai sesama manusia, makhluk Allah yang diikat dengan rachmaan dan rachiim-Nya.
“Selama 33 tahun berkiprah, YDGRK telah menyalurkan bantuan sekitar Rp. 64 miliar. Semua untuk korban bencana, meliputi korban bencana banjir, tanah longsor, banjir bandang, tsunami, gunung meletus dan bencana sejenisnya. Selama itu, yayasan juga telah menyalurkan bantuan di 1.099 lokasi bencana, pada 899 kejadian bencana di 34 Provinsi di Indonesia,” terang Mbak Tutut.
Menurut Mbaj Tutut hal itu ia lskukan melalui kerja sama luar biasa dengan semua pihak. Semua yang percaya bahwa kehidupan yang lebih baik, yang lebih sejahtera itu bisa diraih bersama melalui tolong-menolong di antara kita.
“Akhirnya, kami atas nama Keluarga Besar YHK dan YDGRK, menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pihak atas berbagai sumbangsih kedua yayasan ini pada gilirannya kita harapkan turut memberi kontribusi bagi kemajuan bangsa dan Negara Indonesia.