Bogor, Transnews.co.id – Selama memegang tongkat estafet Presidensi G20 yang akan dimulai pada 1 Desember 2021, Indonesia akan memegang semangat utama pulih bersama. Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno LP Marsudi menekankan untuk pulih bersama tersebut diperlukan semangat inklusivitas, solidaritas, kerja sama, kolaborasi, dan kemitraan.
“Inklusivitas akan menjadi salah satu kata kunci dalam Presidensi G20 Indonesia. Indonesia tidak hanya akan memperhatikan kepentingan anggota G20 saja namun juga kepentingan negara berkembang dan kelompok rentan. Ini memang merupakan DNA politik luar negeri Indonesia,” ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi dalam keterangan pers bersama terkait Kesiapan Presidensi Indonesia di G20 Tahun 2022, Selasa (14/09/2021) malam.
Retno menegaskan, Indonesia akan memberikan perhatian besar kepada negara berkembang baik di Asia, Afrika, Amerika Latin, termasuk negara-negara kepulauan kecil di Pasifik dan Karibia.
“Kita juga akan merangkul keterlibatan berbagai kalangan perempuan, pemuda, akademisi, dunia usaha, dan parlemen,” imbuhnya. Selama menjalankan tugas Presidensi G20 ini, papar Menlu, selain isu kesehatan dan pandemi serta pembangunan berkelanjutan, perhatian besar akan diberikan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan ekonomi digital yang sukses menjadi penggerak ekonomi di masa pandemi.
“Kita juga ingin mendorong pengakuan atas peran penting dan pemberdayaan tenaga kerja difabilitas dalam dunia kerja,” terangnya. Selain itu, akan diselenggarakan pula forum bisnis dan kemitraan di sektor infrastruktur berkelanjutan dan investasi kesehatan.