“Kami terus mencermati situasi dan kondisi di lapangan. Ada yang selama ini mendapatkan bantuan mungkin tidak lagi mendapatkannya setelah pemadanan, tapi sebaliknya, yang sebelumnya belum menerima bantuan bisa terdaftar,” jelas Gus Mensos.
Saifullah mengisahkan kembali dari kunjungan sebelumnya di Surabaya, di mana ia menemukan keluarga dengan anak-anak penyandang disabilitas yang program PKH-nya sempat terputus dari 2022. Baginya, hal ini menjadi pengingat bahwa pemadanan data sangat penting untuk memastikan tidak ada pihak yang terlewatkan.
“Dengan data yang lebih akurat, bantuan yang diberikan dapat lebih terukur. Semua akan terlihat, sehingga yang belum menerima pun dapat teridentifikasi,” pungkas Gus Mensos.