Dalam situasi ini, publik juga sedang menanti terobosan terobosan yang akan dilakukan Sang Gubernur dalam memacu percepatan pembangunan di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Publik sedang berharap banyak agar hasil kerja Sang Gubernur dapat membawa Propinsi ini keluar dari zona 3 T (Termiskin, Terluar, Terkorup).
Urgensi Pembangunan
Komunikasi merupakan salah satu elemen krusial dalam kehidupan manusia, maka penting bagi kita untuk memahami mengenai etika komunikasi. Tanpa adanya etika komunikasi, dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kesalahpahaman, pertengkaran, perselisihan, dan lain sebagainya. Selain itu, etika komunikasi yang tidak diketahui dan diterapkan akan menyebabkan hubungan kita dengan orang lain jadi buruk. Tentunya itu akan berakibat tidak baik, karena bagaimanapun juga kita adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan dan dibutuhkan orang lain.
Sang Gubernur telah secara sadar dalam menggunakan istilah istilah kasar dan tidak etis dalam pidatonya yang mungkin saja telah melukai hati beberapa orang. Apapun tendensi dari konten pidato tersebut, Penulis mencoba memahami maksud pidato Sang Gubernur adalah urgensi bagi akselerasi pembangunan di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan. Wilayah ini sudah lama dikenal kurang inovatif, lamban dan terbelakang dalam hal pembangunan baik fisik maupun pembangunan sumber daya manusia. Ada yang salah dengan TTS! Ada yang harus dibenahi! Apakah sistemnya, budayanya ataukan aparatnya ? Perlu ada terobosan terobosan terkait mentalitas pejabat maupun masyarakatnya. Gubernur ingin membenahi performa bawahannya, gubernur ingin para pejabat negara di wilayah ini bangkit, bekerja dan sejahterakan masyarakatnya.