“Sekarang pun mulai banyak bertebaran jenis-jenis masker di pasaran. Tapi salah satu yang bisa dipakai dan banyak dipakai masyarakat adalah masker kain. Masker kain sendiri memang efektif untuk mencegah penularan dengan kriteria dan penggunaan yang tepat,” jelasnya.
Pertama, masker kain tidak boleh hanya dibuat dari kain yang dijahit begitu saja. Masker kain harus memiliki tiga lapisan mencakup lapisan anti-tenun anti-air (depan), kain bukan tenunan lelehan mikrofiber (tengah), kain bukan tenunan biasa (belakang).
“Maka bahan-bahan yang dapat digunakan untuk masker kain adalah katun, scarf, dan bahan non-tenunan lain,”ucapnya.
Proses penjahitannya pun dapat dilakukan dengan penjahitan mesin maupun manual. Namun, model yang dibuat harus disesuaikan mengikuti bentuk wajah pengguna agar tidak kendor.
“Masker kain tiga lapis ini dapat menyaring udara dan menangkal virus hingga 70 persen,” imbuh Prof. Ririh.
Selain itu, Prof. Ririh juga mengimbau penggunaan masker kain secara tepat. Usai sekali pemakaian, masker kain dapat dicuci deterjen dengan sedikit gosokan agar pori-pori kain tidak melebar.
Kedua, untuk menghindari kontaminasi mikroorganisme lain penggunaan masker sebaiknya tidak melebihi empat jam.
“Kain masker yang lembap dengan suhu rata-rata 27oC bisa memicu tumbuhnya mikroorganisme seperti bakteri, virus, atau jamur,” terangnya.(HD)Editor:Nas