Pakar Kesehatan UNAIR : Usai Vaksin, Tidak Otomatis Kebal Corona

Surabaya, Transnews.co.id-Anggapan bahwa Covid-19 tidak akan lagi menjangkiti mereka yang telah menerima vaksin, dinyatakan tidak benar.

Hal tersebut diungkapkan pakar Kesehatan Lingkungan Universitas Airlangga (UNAIR) Prof. Dr. Ririh Yudhastuti, drh., M.Sc. di Surabaya, Rabu (7/4/2021).

“Saya mengimbau masyarakat agar tetap menjalankan protokol kesehatan, khususnya penggunaan masker,”katanya.

Ririh menegaskan,usai divaksin, kita tidak otomatis kebal Corona. Makanya anjuran protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi kerumunan, dan menurunkan mobilitas harus tetap dijalankan agar upaya pencegahan berjalan efektif,” papar Guru Besar bidang Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair tersebut,

Maka salah satu langkah pencegahan paling dasar, yang Prof. Ririh soroti adalah, penggunaan masker. Meski sempat mengalami fluktuasi kebijakan akibat kekhawatiran akan pasokan masker bagi tenaga medis, namun kini penggunaan masker non-medis bagi masyarakat telah diwajibkan baik di luar maupun di dalam ruangan oleh organisasi kesehatan dunia WHO.

Sayangnya, masyarakat seringkali masih bingung dan belum memahami masker-masker seperti apa saja yang secara efektif mampu melindungi dari penularan Covid-19. Setidaknya ada enam hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan masyarakat, yakni jumlah lapisan kain atau tisu, sifat waterproof atau hidrofobik, bentuk masker, kesesuaian dengan bentuk wajah, kemudahan bernafas, serta ukuran masker.

“Sekarang pun mulai banyak bertebaran jenis-jenis masker di pasaran. Tapi salah satu yang bisa dipakai dan banyak dipakai masyarakat adalah masker kain. Masker kain sendiri memang efektif untuk mencegah penularan dengan kriteria dan penggunaan yang tepat,” jelasnya.

Pertama, masker kain tidak boleh hanya dibuat dari kain yang dijahit begitu saja. Masker kain harus memiliki tiga lapisan mencakup lapisan anti-tenun anti-air (depan), kain bukan tenunan lelehan mikrofiber (tengah), kain bukan tenunan biasa (belakang).

“Maka bahan-bahan yang dapat digunakan untuk masker kain adalah katun, scarf, dan bahan non-tenunan lain,”ucapnya.

Proses penjahitannya pun dapat dilakukan dengan penjahitan mesin maupun manual. Namun, model yang dibuat harus disesuaikan mengikuti bentuk wajah pengguna agar tidak kendor.

“Masker kain tiga lapis ini dapat menyaring udara dan menangkal virus hingga 70 persen,” imbuh Prof. Ririh.

Selain itu, Prof. Ririh juga mengimbau penggunaan masker kain secara tepat. Usai sekali pemakaian, masker kain dapat dicuci deterjen dengan sedikit gosokan agar pori-pori kain tidak melebar.

Kedua, untuk menghindari kontaminasi mikroorganisme lain penggunaan masker sebaiknya tidak melebihi empat jam.

“Kain masker yang lembap dengan suhu rata-rata 27oC bisa memicu tumbuhnya mikroorganisme seperti bakteri, virus, atau jamur,” terangnya.(HD)Editor:Nas

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, silahkan mengirim sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com