PASAMAN BARAT, Transnews.co.id – Panen jagung berhasil dilakukan di Kabupaten Pasaman Barat. Sukses ini tidak terlepas dari program IPDMIP Kementerian Pertanian yang bertujuan meningkatkan produktivitas di daerah irigasi.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, panen jagung ini bisa menjaga ketahanan pangan.
“Dengan panen jagung, kita memperkuat diversifikasi pangan lokal. Yang artinya, ketahanan pangan bisa turut terjaga,” katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, menegaskan hal serupa.
“Tantangan yang harus kita hadapi adalah memenuhi kebutuhan pangan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, peningkatan produktivitas harus dilakukan. Termasuk lewat peningkatan produktivitas jagung,” katanya.
Panen jagung di Kabupaten Pasaman Barat disampaikan Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Pasaman Barat, Saridin.
Menurutnya, Kabupaten Pasaman Barat adalah pemasok jagung, sekitar 40% dari Produksi se Sumatera Barat.
“Saat ini, dari segi harga berkisar Rp 4 ribu sampai Rp 5 ribu di tingkat petani. Sedangkan harga ditingkat konsumen seperti peternak ayam di Kabupaten 50 Kota, berkisar Rp ribu 5 sampai Rp 6 ribu per kilo,” katanya.
Menurut Saridin, harga tersebut cukup baik. Karena, rata-rata modal Rp 11 juta sampai Rp 12 juta perhektar dan produksi rata-rata 5 sampai 6 ton bisa meraup keuntungan Rp 8 juta hingga Rp 10 juta permusim tanam, atau sekitar 4 bulan.
“Untuk produksi di Kabuaten Pasaman Barat, rata rata 6 ton perhektare. Jumlah ini dikali rata-rata 3.000 hektare perbulan, dan ada sekitar 18.000 ton perbulan. Jadi di Kabuaten Pasaman Barat, ada sekitar 432.000 ton pertahun,” terangnya.