Didalam debat, kata Maryono, sering kita dengarkan pertanyaan jebakan yang tidak fair. Misalkan singkatan yang tidak populis, atau istilah2 di ilmu pengetahuan yang punya terminologi berbeda. Lebih elegan si penanya jelaskan apa maksud singkatan atau kata itu, karena arah debat adalah konten argumen lawan sesuai pertanyaan yang diharapkan.
“Merancang pertanyaan jebakan dalam berdebat itu diperbolehkan. Tapi jangan sampai dalih tersebut digunakan untuk menjatuhkan lawan secara personal,”tuturnya.
Dikatakan Maryonk, ada karakter orang bicara sebelum berfikir. Biasanya menyerang lawannya secara pribadi saat berdebat, karena tertekan situasi yang sangat kompetitif. Mereka membenci kekalahan khususnya dalam debat.
“Sifat buruknya, mereka akan terus mempertahankan pendapatnya secara agresif meskipun tahu kalau pendapatnya salah. Karakter ini tidak cocok jadi pemimpin,”ujarnya.
Maryono mengungkapkan,mungkin dalam persiapan debat kedua 30 Nopember 2020 calon Wali/Wakil Walikota Depok perlu ditegaskan kembali apa yang dimaksud dengan menyerang pribadi dan bagaimana hal-hal lain yang terkait dengan proses yang ada di debat kedua,”pungkasnya.
*** Editor:Nas