Dirinya juga menyebut BPJamsostek kota Depok baru coverage sekira 37 persen jumlah pekerja. Dan akan “digenjot” terus agar meningkat kepesertaan Jamsostek bagi pekerja di kota Depok..
“Untuk menumbuhkan harapan itu, maka kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk para wartawan sangat diperlukan guna membantu percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem khususnya di kota Depok.” pungkas Achiruddin.
Angka Kemiskinan di Depok Turun
Sementara, Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial dan Korban Bencana (Linjamsoscana) Dinas Sosial drg. Rr. Ambar H Widjajanti yang juga menjadi narsum Ngobar SWI, menjelaskan tingkat kemiskinan di Kota Depok terus mengalami penurunan.
Menurutnya, penduduk miskin dihitung dari Susenas, yakni penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan (GK).
“Garis kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan non makanan (GKNM),” jelasnya.
“Tahun ini angka kemiskinan Kota Depok 2,38 persen. Menempati peringkat keempat secara nasional daerah tingkat kemiskinan terendah.” tandas Roro.
Usai paparan para narsum, Ngobar SWI yang diikuti sekira 30 orang dilanjutkan sesi diskusi dan tanya jawab yang dipandu oleh Wakil Ketua SWI kota Depok Yeni dan ditutup dengan sesi foto bersama.