Menparekraf Sandiaga juga berharap, gelaran ini menjadi kesempatan untuk kebangkitan ekonomi. Dimana kemudian akan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat sekitar.
“Harapan kita event ini memberikan peluang untuk membuka lapangan kerja sehingga ekonomi bangkit. Produk ekonomi lokal juga bisa mendapat limpahan peningkatan omzet. Serta membuka lapangan kerja seluas-luasnya dan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar Mandalika, Lombok dan NTB meningkat,” katanya.
Menparekraf Sandiaga juga menyampaikan keprihatinan atas musibah dan bencana yang terjadi di sejumlah wilayah di Tanah Air, khususnya Kota Wisata Batu di Jawa Timur.
Ia menyampaikan pihaknya melalui Tim Manajemen Krisis Kepariwisataan telah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan melakukan asesmen dan pemantauan informasi di tengah fase tanggap darurat.
Dimana pada fase tanggap darurat ini merupakan fase krisis yang memerlukan tindakan penanganan sesegera mungkin. Ada 5 hal utama yang dilakukan, asesmen dan Pemantauan Informasi, membentuk Pusat Krisis Kepariwisataan (Tourism Crisis Center/TCC), strategi komunikasi, pelayanan wisatawan dan analisis dampak.
“Kemenparekraf telah membuat Tim Krisis, sebelumnya kami sangat prihatin dan menggarisbawahi satu penanganan khusus penuh empati yang harus kita lakukan dengan segera. Kota Batu ini sedikit dari kota yang memasukan ‘wisata’ pada nama kotanya, sehingga kota ini sangat bergantung pada sektor pariwisata,” katanya.