Ada pula pertunjukan didong kopi tepuk runcang oleh 200 penepok didong dan empat ceh maestro.
Selain itu, dalam pembukaan kegiatan, juga akan diberikan penghargaan kepada 13 kreator kopi yang telah berkontribusi besar terhadap perkembangan kopi Gayo di Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Menurut Fikar W Eda, festival ini tidak hanya merayakan kopi sebagai identitas budaya, tetapi juga mendukung pembangunan berbasis kopi, pariwisata, dan pelestarian lingkungan. “Kami ingin wisatawan tidak hanya menikmati kopi, tetapi juga terpesona dengan keindahan alam dan budaya Gayo,” kata Fikar
Fikar menambahkan Desember Kopi juga memperkenalkan inovasi baru di bidang pariwisata yakni peluncuran becak wisata yang akan disokong oleh Kementerian Pariwisata. Fikar berharap program ini dapat melibatkan pengemudi becak dalam industri wisata. “Kami akan memberi edukasi rentang sejarah dan budaya Gayo. “Sehingga mereka bisa menjadi pemandu wisata ”
meningkatkan pengetahuan para pengemudi becak mengenai sejarah dan budaya lokal, sehingga mereka dapat menjadi pemandu wisata baru.
“Panitia mendapat dukingan dari kementrian pariwisata yang menyediakan beberapa atribut kepada 10 pebecak, mudah-mudahan ini dapat terus berkembang,” kata Fikar W Eda.
Beragam kegiatan seni turut memeriahkan festival, seperti konser tradisional ling teganing yang akan digelar di Galeri Kopi Indonesia dan pertunjukan bunyi frekuensi 432 di Gua Prasejarah Putri Pukes.
Panitia juga mengadakan acara di Lukup Penalam yakni “Kekeberen Putri Ijo” yang dipadukan dengan upaya pelestarian habitat burung bangau sebagai daya tarik wisatawan di objek wisata Lukup Penalam.