PROBOLINGGO,transnews.co.id – Guna memastikan kesehatan hewan ternak yang diperjualbelikan di pasar tidak memicu penyebaran wabah Penyakit Kulit dan Kuku (PMK), Penjabat (Pj) Gubernur Jatim, Adhy Karyono, turun langsung memantau pasar hewan di Probolinggo pada Selasa, (14/1/2025).
Kunjungan tersebut, bertujuan memastikan kesehatan hewan ternak yang diperjualbelikan agar tidak memicu penyebaran wabah PMK.
“Pasar hewan ini menjadi salah satu lokasi yang saya pantau langsung terkait meningkatnya kasus PMK. Kami sepakat bersama para penjual bahwa pasar hewan tetap beroperasi untuk menjaga stabilitas ekonomi, tetapi dengan pengawasan ketat,” ujar Adhy.
Ia mengingatkan pengelola pasar dan peternak untuk bersama-sama menjaga sterilisasi hewan dari ancaman PMK. Peternak yang memiliki ternak dengan gejala PMK diminta tidak membawa hewan tersebut ke pasar hingga kondisinya pulih.
“Jangan membawa sapi yang sakit ke pasar. Obati dulu, beri vitamin, baru setelah sehat bisa diperjualbelikan. Langkah ini penting untuk mencegah penularan di pasar hewan,” tegas Adhy.
Percepatan Vaksinasi dan Langkah Preventif
Adhy memastikan distribusi vaksin PMK terus dilakukan. Hingga Januari 2025, tersedia 12.500 dosis vaksin bantuan dari Kementerian Pertanian. Pada akhir bulan ini, Pemprov Jatim akan menambah alokasi sebanyak 320.000 dosis.
“Bulan depan kami akan menerima tambahan 1,4 juta dosis dari Kementan. Kekurangannya akan kami beli lagi. Untuk peternakan besar, pengobatan dilakukan secara mandiri,” paparnya.
Selain vaksinasi, Pemprov Jatim juga memperketat pengawasan lalu lintas hewan ternak antardaerah dan antarprovinsi. Hanya ternak yang sudah divaksin yang diizinkan melintas untuk menghindari penyebaran wabah.
“Kami sudah siapkan vitamin, obat, dan vaksin bagi peternak. Mohon kesadaran pemilik ternak untuk mengikuti kebijakan ini demi kebaikan bersama,” tambah Adhy.
Berdasarkan sistem pelaporan real-time iSIKHNAS, hingga 13 Januari 2025, total kasus PMK di Jawa Timur mencapai 12.934 ekor sapi atau 0,4 persen dari populasi sapi potong dan perah di Jatim yang mencapai 3,3 juta ekor. Dari jumlah tersebut:
– 8.500 ekor (65 persen) dalam proses pengobatan,
– 3.473 ekor (26 persen) telah sembuh,
– 689 ekor (5,4 persen) mati,
– 272 ekor (2,1 persen) dilakukan potong paksa.
Langkah-langkah yang diambil Pemprov Jatim diharapkan mampu mengendalikan penyebaran PMK sekaligus menjaga stabilitas ekonomi peternak di tengah wabah.