Bondowoso , Transnews.co.id – Tidak hanya menjadi tempat pendidikan dan dakwah keagamaan sebagai mana pada umumnya, namun, pesantren juga bisa menjadi sentra perekonomian yang menggerakkan masyarakat sekitar.
Sebagaimana yang ada di Pondok Pesantren (ponpes) Al Ishlah, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Melalui koperasi yang ada di dalamnya, Pesantren pimpinan KH. Thoha Yusuf Zakaria berperan penting dalam pemindangan di daerah tapal kuda Jawa Timur.
Pondok pesantren yang terletak di dekat pasar Kota Kulon Bondowoso, membuat koperasi pesantren menjadi pertemuan para pedagang besar ikan pindang dari berbagai kota di Jawa Timur, seperti Jember, Muncar dan Banyuwangi, Situbondo, Probolinggo. Perhari puluhan ton ikan hasil pemindangan diangkut menggunakan pick up atau truk.
Atas pertimbangan tersebut, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP) pun menyetujui pengajuan bantuan gudang beku (cold storage) portabel berkapasitas 50 ton. Terlebih gudang beku ini akan dimanfaatkan sebagai tempat penampungan bahan baku pindang sekaligus menjadi sarana penyimpanan ikan pindang yang tidak habis dijual.
Berdasarkan penuturan pembina pesantren, Dirjen PDSPKP, Artati menyebut kebutuhan ikan di pondok pesantren mencapai 2.875 kg/bulan atau senilai Rp 64.687.500. Selain itu, dalam 6-12 bulan ke depan, kebutuhan ikan diproyeksikan menjadi 17.250 kg/bulan atau setara dengan Rp 388.125.000.
Dalam operasionalnya, gudang beku juga menjadi solusi bagi 174 orang pemindang yang terdampak pandemi covid-19. Mereka tergabung dalam 15 kelompok yang bermitra dengan koperasi Al-Ishlah. Keberadaan gudang beku ini juga bisa dirasakan manfaatnya secara langsung bagi 9 orang tenaga kerja pada pengelolaan gudang beku.