Festival ini berlangsung hingga akhir Desember 2024 dengan berbagai kegiatan seperti Festival Puisi Kopi, peluncuran buku Kumpulan Puisi Kopi 1550 Mdpl, dan pelestarian habitat burung bangau di Lukup Penalam. Kehadiran Sutardji dalam pembukaan menjadi pembuka yang indah bagi serangkaian acara yang dirancang untuk merayakan kopi Gayo sebagai warisan budaya dan simbol kehidupan masyarakat Gayo.
Kehadiran Sutardji menjadi pengingat bahwa seni adalah medium universal yang mampu menyatukan berbagai elemen dalam sebuah perayaan besar seperti Desember Kopi Gayo. “Semoga ini menjadi inspirasi bagi masyarakat Gayo untuk terus menjaga tradisi, budaya, dan identitas kopinya,” pungkas Fikar.(*)