Untuk diketahui, smelter ini memiliki kemampuan produksi konsentrat 1,7 juta ton pertahun yang menghasilkan katoda tembaga 600ribu ton per tahun. “Inilah yang nantinya harus diintegrasikan dengan nikel di Sulawesi, bauksit di Bintan dan Kalimantan Barat, Timah di Bangka Belitung serta bisa diserap oleh copper foil disini sehingga terintegrasi menjadi EV Battery/Litium Battery.
Dalam kesempatan yang sama, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pentingnya pembangunan pabrik tembaga dan smelter ini. Luhur mencotohkan, salah satu perusahaan kendaraan listrik besar dunia telah menyatakan ketertarikan mereka berinvestasi di Indonesia dan Jawa Timur.
“Pabrik pengolahan tembaga dalam negeri akan memenuhi kebutuhan Indonesia dan dunia, serta memberikan peluang kerja dan pendidikan yang baru,” pungkasnya.