Terus Meningkat
Bagaimana pemanfaatan BBN (biofuel) bila dilihat volumenya? Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan, penggunaan biofuel diharapkan bisa mencapai 17,4 juta kilolitre (KL) (KL) pada 2024.
Pada 2019, realisasi pemanfaatan biofuel seiring dengan diterapkan mandatori biodiesel 20% (B20) adalah sebanyak 6,3 juta KL. Pada 2020, target pemanfaatannya naik menjadi 10 juta KL, 10,2 juta KL pada 2021, 14,2 juta KL di 2022, 14,6 juta KL pada 2023, dan 17,4 juta KL di 2024.
Selain biodiesel sebagai bahan bakar nabati (biofuel), pemerintah juga mengembangkan bioethanol untuk kepentingan biofuel tersebut. Tentu pembaca ada yang bertanya-tanya, apa pembeda keduanya?
Bila didifinisikan secara sederhana biodiesel adalah minyak dari tumbuhan yang digunakan sebagai alternatif minyak solar. Biasanya, bahan baku yang digunakan adalah minyak sawit (CPO) atau daun jarak.
Sementara itu, bioethanol sebenarnya sama saja dengan biodiesel. Perbedaanya hanya dari prosesnya. Bahan bakar ini adalah turunan dari alkohol atau etanol yang dibentuk dari fermentasi biomassa tumbuhan, seperti ketela pohon, umbi-umbian, jagung, atau tebu.
Karena berasal dari tumbuhan, biofuel dianggap sebagai energi baru dan terbarukan. Peran BBN itu adalah mengurangi peran dari bahan bakar fosil dan telah mendapat perhatian dalam transisi ke ekonomi rendah karbon.
Investasi Al Khaleej
Nah, di tengah-tengah keikutsertaan di ajang World Expo 2020 Dubai, Indonesia mendapat berkah berupa komitmen dari produsen gula terbesar kelima dunia asal, Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), yakni Al Khaleej Sugar Co, untuk investasi.