Produsen Gula Dubai Siap Garap Biofuel di Indonesia

Al Khaleej Sugar siap berinvestasi untuk pengembangan bioethanol. (Dok. Alkhaleej)

Nilainya investasi siap dibenamkan produsen gula itu tak main-main, USD2 miliar, atau setara dengan Rp28,68 triliun untuk pengembangan etanol di Indonesia.

Rencana perusahaan asal Uni Emirat Arab diungkapkan Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika. Menurutnya, Al Khaleej Sugar Co sangat tertarik untuk memasok bahan bakar di dalam negeri.

“Mereka [Al Khaleej Sugar] siap memasok etanol sebanyak 750.000 ton per tahun. Nilai investasinya se kitar USD2 miliar,” ujarnya Rabu (3/11/2021).

Dia menjelaskan etanol dapat digunakan sebagai campuran bahan bakar dan berfungsi untuk meningkatkan oktan bahan bakar minyak atau BBM.

Saat ini, produsen gula terbesar di Uni Emirat Arab (UEA) itu tengah menanti kepastian kebutuhan pasokan etanol di Indonesia dan peluang insentif fiskal berupa pembebasan cukai. Alasannya, harga etanol sebagai campuran bahan bakar memerlukan pembebasan cukai agar dapat kompetitif.

Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM nomor 12/2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 32/2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain, penggunaan bioetanol E5 diwajibkan pada 2020. Adapun formulasinya adalah 5 persen etanol dan 95 persen bensin, serta akan meningkat ke E20 pada 2025.

Harus diakui Indonesia masih kekurangan pasokan etanol, sehingga realisasi program tersebut juga tersendat-sendat. Indonesia pun masih mengimpor etanol dalam jumlah yang cukup besar.

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, silahkan mengirim sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com