“Mereka adalah para sineas, dan penggiat teater, yang secara profesional sudah banyak menyutradarai sinetron maupun pertunjukan teater. Termasuk diantaranya ada juga yang perupa (pelukis), penulis sastra, creative writer (penulis skenario), presenter, penyiar radio, dan praktisi kesenian lainnya,” terang Iwan, sang pendiri Teater Baling-Baling ini.
Kepala Dinas Kebudayaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana, pada kesempatan yang sama menyampaikan rasa syukur, di tengah masa pandemi covid-19 seperti saat ini, seniman (teater) tetap berkarya.
“Pergelaran ini diharapkan dapat menjadi media edukasi bagi masyarakat. Teater bukan sekedar pertunjukan yang semata-mata memiliki fungsi estetis, seperti yang terlihat dari ungkapan ‘seni untuk seni,’ — melainkan berkaitan dengan komunitas sosial yang berada di luar dunia seni,” ujar Iwan Henry Wardhana.
Menurut Iwan, pergelaran ini memiliki perspektif multi dimensi. Selain berdimensi seni budaya, juga menyangkut aspek ekonomi kreatif. “Ide-ide kreatifnya mengarah pada ekonomi kreatif, yang diharapkan dapat memberi nilai tambah secara ekonomis, khususnya bagi kehidupan seniman,” ujarnya.
Iwan juga berharap, melalui konten pergelaran ini dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat untuk mengasah kepekaan, dan membentuk tanggung jawab sosial yang lebih luas.
Pertunjukan ini sebelumnya akan didahului kolokium virtual dalam kajian, “Teater : Tetap Kreatif di Tengah Masa Pandemi Pantang Takluk!” Menghadirkan para seniman panggung, sineas, musisi, penggiat budaya, artis dan wartawan, antara lain; Iwan Burnani, Dedi Setiadi, Putu Wijaya, Sawung Jabo, Eddie Karsito, dan Sha Ine Febriyanti.