Proses Transformasi Pentas Virtual Petang Di Taman

Narasumber akan menyoal eksistensi seni dalam realitas dan tantangan budaya global. Kesenian yang dapat berdialog dengan berbagai perubahan, khususnya di tengah masa pandemi covid-19 saat ini.

“Bagaimana sebaiknya para seniman kita mengelaborasi gagasan agar tetap survival. Menjadi Indonesia culture agent mendukung kemajuan seni budaya bangsa. Dapat melahirkan hal-hal unik, orisinal, indah, efisien, berbeda; sama sekali baru, tepat sasaran dan tepat guna,” ujar Pendiri Sanggar Humaniora, Eddie Karsito, selaku Desain Produksi di pergeleran ini.

Benq, selaku Produser, dari Zonmer Official (PT. Citrus Cipta Sinergi), menyampaikan merasa perlu mendukung gagasan kreatif ini. “Masyarakat memiliki peran penting di dalamnya. Untuk itu, dibutuhkan dukungan, kebersamaan dan kepedulian dari segenap pemangku kepentingan, termasuk dukungan dari Zonmer Official,” ujarnya.

Sebagai impresario, kata Benq, Zonmer Official diharapkan dapat menjadi organisasi penyeimbang, guna memenuhi kebutuhan estetika dan komersil.

“Ini kesenian. Bisnis yang spesifik. Tidak bisa dilihat dalam konteks ekonomi saja. Ada ide-ide kreatif berdimensi budaya. Targetnya secara estetika dapat memberi makna, dan dari segi profit ada hasilnya agar ikhtiar berkesenian ini terus bertumbuh,” kata Benq.

‘Sutradara “Ngekting” Dalam Lakon Petang di Taman’ disutradarai Iwan Burnani Toni, salah satu pendiri Bengkel Teater Rendra Jakarta. Produser, Benq (PT. Citrus Cipta Sinergi), Desain Produksi, Eddie Karsito, Co. Sutradara, Sukarya, dan Asisten Sutradara, Endin Sas.

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, silahkan mengirim sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com