Palu, Sulteng,Transnews.co.id-Asisten Administrasi, Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Sulteng Dr. Bunga Elim Somba, M.Si saat mengikuti Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) se-Sulampua secara virtual, di ruang video confrerence Kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Kamis (25/6/2020) melaporkan, Kota Palu mengalami inflasi sebesar 0, 15% sementara Kabupaten Luwuk mengalami deflasi.
“Penyumbang inflasi yakni bawang dan ikan selar sementara penyebab deflasi berasal dari komoditi cabe rawit, ayam dan ikan,”terangnya.
Bunga melanjutkan, harga kebutuhan bahan pokok cukup stabil kecuali gula pasir yang sempat mengalami kenaikan, akan tetapi berhasil ditekan melalui operasi pasar. Kemudian beberapa komoditi mengalami surplus misalnya padi dan jagung.
“Bahkan Provinsi Sulawesi Tengah banyak mensuplai sejumlah komoditi ke beberapa daerah misalnya Kalimantan Sumatera dan Maluku Utara
“Diharapkan adanya peningkatan kerjasama TPID Sulampua guna terciptanya pengembangan pengendalian pangan,”ucap Bunga.
Dalam Rakorwil itu beberapa harga komoditi utama menjadi perhatian serius terutama dimasa pandemic covid-19, diantaranya harga Beras, Gula pasir, Tepung terigu, Telur ayam, Daging sapi, Daging ayam, Minyak goreng, Cabe, Bawang dan sebagainya.
Kesimpulan dari Rakorwil Sulamapua sebagaimana disampaikan Moderator, pertama rata-rata inflasi sebesar 3% + 1%,. Kedua bahan makanan bisa di menjadi penyumbang inflasi
Ketiga ancaman inflasi dari sisi produksi akibat pandemik covid-19. Keempat terjadinya penurunan luas panen di selama Papua dan terakhir digitalisasi pertanian yang diharapkan menjadi masa depan.
Rakorwil mengangkat tema ‘Stabilitas harga menuju Indonesia Maju dan sub tema Sinergi meningkatkan ketersediaan pangan melalui digitalisasi pertanian’ diikuti Gubernur, Wakil Gubernur, Sekertaris Daerah dan pimpinan perwakilan BI se-Sulampua.
Rakorwil berlangsung tiga sesi, masing-masing Gubernur/Wakil gubernur dan Sekertaris Daerah diberikan waktu 5-10 menit untuk memprosentasikan perkembangan harga dan inflasi di daerahnya masing-masing.
Pengamat ekonomi Dr. Iskandar Simorangkir secara umum menilai akibat terjadinya pandemic covid-19 dapat menimbulkan ancaman inflasi dari sisi produksi tapi diharapkan tetap terkendali,”ujarnya.
Sementara itu Irsan dari Company Habibi Garden menawarkan digitalisasi pertanian mencakup akses modal teknologi budidaya serta marketing.
“Dengan digitalisasi pertanian para petani dapat memantau kondisi tanah dan tumbuhannya hanya melalui aplikasi,”ucap Habibi.
Rekomendasi dari hasil Rakorwil Sulamapua, pertama diharapkan adanya peningkatan kerjasama serta penjagaan pasokan. Kedua perkuat manajemen dan stok pangan. Ketiga pembentukan working Group untuk kerjasama antara daerah atas inflasi
Hadir dalam Rakorwi virtual tersebut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura, Ir, Tri Lamakampali, Karo Ekonomi dan Pembangunan Rudi Dewanto serta tim TPID lainnya. (Al/Rd/HMs)