“Yang kedua itu, hukum McClave. Kalau mau comply di jaman sekarang, kata kuncinya adalah jaringan. Bukan hanya fisik tapi juga jaringan fungsi. Melalui jaringan ini kita bisa sharing ekonomi dan bersinergi. Ini juga implementasi dari falsafat, untuk menikmati tapi tidak harus memiliki,” tambahnya
Terakhir adalah hukum Coase yang menekankan soal pentingnya manajemen pembiayaan. Nuh berpendapat, hal ini penting karena menyokong produktivitas dan efektivitas di era serba cepat seperti sekarang ini.
“Yang ketiga, hukum Coase, dia adalah penerima hadiah Nobel. Kata kuncinya di sini adalah cost. Siapa yang tidak bisa me-manage cost, baik dari pihak managemen atau apapun, maka tidak akan jadi winner. Karena ini bersaing dari sisi produktivitas dan efektivitas,” pungkasnya.
Pembicara lainnya, Direktur Utama PT Tempo Inti Media Tbk. Toriq Hadad mengatakan penerbit yang tidak mampu beradaptasi di era digital, akan bangkrut.
Dia melihat saat ini media yang mengalami inovasi disruptif. Hal itu menciptakan pasar baru, aturan, nilai, bisnis dan persaingan yang juga baru.
“Persaingan kreativitas yang akan mewarnai masa depan (media) kita,” ujar Toriq
Toriq juga menilai penerbit media harus bergantung pada pembaca yang membayar konten dengan mutu baik. Kredibilitas menjadi taruhan pengembangan usaha.
Sementara, Wakil Pemimpin Redaksi Koran Kompas Tri Agung Kristanto yakin media cetak koran akan tetep hidup. Menurut dia, kreativitas dan kredibilitas akan menjadi salah satu penentu utama keberlangsungan itu.
Dia juga melihat media massa juga mengalami pertumbuhan. Seperti saat ini, kata dia, semakin banyak media yang menciptakan komunitas. Hal itu juga bertujuan untuk perkembangan media itu sendiri.
“Ancaman terbesar surat kabar menurut saya adalah kalau kemudian perusahaan-perusahaan pencetak kertas itu menghentikan produksinya,” kata Tri Agung. -MH