“Perlu proses, karena untuk menjalankan operasional gedung RSUD ini, kami juga harus banyak belajar dan menyesuaikan regulasi baru. Bukan hanya dari Kementerian, tapi juga regulasi dari BPJS Kesehatan,” ungkapnya.
Tapi, tandasnya, support dari Dinkes dan dewan (DPRD-red), membuatnya bisa mempertahankan kelas type C, lantaran untuk menambah jumlah tempat tidur, maka perlu tambah bangunan.
Ia pun menyampaikan, telah berkolaborasi dengan stake holder, seperti Dinkes dengan program Universal Health Coverage (UHC), yang terintegrasi dengan Dinsos.
“Dengan Disdukcapil, kami kolaborasi terkait bayi lahir dan kematian, kemudian KIA, KB dan Akta Kelahiran,” tambahnya.
Selain itu, RSUD ASA sudah berkolaborasi juga dengan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan.
“Per 1 Januari 2023, kami sudah berkolaborasi dengan BPJS Kesehatan, dalam memberikan pelayanan kesehatan,” terangnya.
Kolaborasi lainnya yakni, dengan Dishub yang memberikan petunjuk arah dengan rambu-rambu menuju RSUD ASA.
“Kami juga sudah bersurat ke Dishub, agar menambah akses kendaraan umum, agar masyarakat bisa sampai ke RSUD ASA dengan mudah dan cepat,” bebernya.
Enny juga menegaskan, RSUD ASA kini sudah memilah dan meminimalisir produksi sampah.
“Seperti dalam acara sekarang ini, kami tidak lagi menggunakan spanduk cetak, sekarang hanya pakai spanduk digital, sebagai komitmen kami dalam mengurangi sampah,” utasnya.