Ruang Normal Dalam Pameran Perupa Aceh

TN.ACEH l — Wabah virus corona yang menyebar di seluruh dunia selama hampir lima bulan ini telah mengubah banyak hal dalam kehidupan warga di seluruh negara. Tak terkecuali para pelaku seni.

Kendati demikian, untuk pelaku seni rupa di Aceh berkarya tetap harus dijalankan. Melalui ruang pameran bertajuk “Normal?” tampak banyak hal yang akan diungkap oleh para perupa secara eksplisit. Pada kondisi seperti inilah para perupa Aceh dapat berbagi berbagai kritikan dan masukan melalui karyanya, sebagai penjelajahan bahasa visual secara lugas dan multitafsir. Beberapa karya yang terhimpun Pada pameran yang akan dilaksanankan secara siaran tunda dalam bentuk Video nantinya.

Sebanyak 24 perupa dalam
Pameran “Normal” 2020 para seniman sebagai bagian dari perekam jejak-jejak budaya di masyarakat, dan juga merupakan sebagai agen pemerintah dalam mendukung, mengembangkan serta menjadi bagian dari penjaga nilai-nilai kebudayaan yang tumbuh dan terus berkembang merupakan bagian kelompok penting dimasyarakat. Keberadaannya dapat diposisikan menjadi agen dalam membangun kembali semangat mencipta, berkarya dalam masyarakat melalui karyanya yang dibangun dengan media-media alternatif. Pengembangan media secara kreatif dan pemanfaatan media-media sekitar serta memberi teraan objek-objek yang memuat kondisi-kondisi sekitar terkait bahayanya, peluang, kerugian, kehilangan dan suasana lainnya menjadikan beberapa karya yang dipamerkan nantinya semakin menarik untuk di nikmati dan memberi dampak

Beberapa Perupa menghasilkan karya yang sangat menyentuh dan menginspirasi bagi penikmat tentunya. Penyajian yang begitu hangat menghantarkan kondisi saat ini, objek “Rumah” merupakan visual yang selalu muncul pada setiap karya seniman ini. Pada karya Sabruddin Berjudul “UBAT” bagaimana karakter visual rumah muncul sebagai penyampaian kuatnya semangat seseorang dalam membangun kondisi dirinya maupun selain dirinyasendiri, hal yang sama adalah bagian yang layak diberi dukungan walaupun kondisi dirinya sedang terisolir. Tampilan objek Kaktus dan lampu sebagai penerang tampak dipilihnya stampak ebagai penunjukan makna kepedulian terhadap hal-hal bersifat sosial walaupun dalam kodisi terhimpit problema.

Pada karya lainnya kita lihat, Obsesi dan kehati-hatian tampak begitu lugas ditanam pada permukaan kanvasnya, ketegasan garis sekaligus segabagai pemisahan kepemilikan warna dikemas dengan pertimbangan tampil visual dan citarasa personal. Warna-warna pastel yang saling merasuk keluar-masuk pola-pola dinamis dan formil, membuat karya ini tampak fresh sekaligus mengundang mata kita serupa keluarmasuk ruang. Ruang-ruang datar yang dibangun dengan pola-pola warna imajinatif dan formil ini tampak disajikan mengungkap keterbatasan yang sekaligus memaknai keterbukaan jika dikehendaki. Keterbatasan dalam konteks isolasi semasa pandemi ini mungkin sedikit terasa memberi keluasan bagi Feradi Pada Karya berjudul “KONDISIONAL” sebagai kesempatan keluar dari kenormalan sebelumnya.

Tentunya beberapa karya lainnya akan memberi tampilan serta daya pikat tersendiri bagi penikmat. Pameran bertajuk “Normal?, Menunggu Normal” ini merupakan sebuah perhelatan bersifat pameran yang dikemas dalam bentuk video dokumentasi (siaran tunda). Video yang berisikan 12 Karya Perupa Muda dan 12 Karya Perupa Senior, yang di kemas dalam dua sesi, memuat tema-tema adaptasi terhadap kebiasaan baru dimasa Pandemi Covid-19 berlangsung.

Hal ini diharapkan nantinya akan memberi dampak positif bagi seniman yang terlibat dalam pameran dan menjadi semangat kembali berkegiatan sehari-hari, saling memberi dukungan sprit serta semangat yang berkelanjutan bagi masyarakat luas lainnya yang menonton tayangan siaran tunda pameran ini.*** (Fadhlan B)

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, silahkan mengirim sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com