MORUT, SULTENG – TransNews.co.id – Penyaluran bantuan sembako, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Kabupaten Morowali Utara Sulawesi Tengah diduga sarat masalah.
E_Warung keluhkan ulah oknum Koordinator pendamping Kabupaten Morut, memaksakan menjual harga barang diatas harga standar pasar lokal.
Hal tersebut terendus dari penuturan sejumlah E_Warung kepada crew TransNews saat melakukan penelusuran di sejumlah titik E_Warung di Bungku Utara.
Mereka mengeluhkan barang yang didatangkan melalui suplayer pengadaan yang diinstruksikan Koordinator Pendamping kabupaten Morut, selain harganya mahal, juga kwalitasnya buruk.
Seperti yang diungkapkan Jarwoko, salah seorang pengelolah E_Warung di Desa Tanakuraya, Kecamatan Bungku Utara, Kabupaten Morut.
Jarwoko dalam keterangannya kepada crew TransNews mengatakan barang yang didatangkan itu, sebenarnya tidak layak, tapi dipaksakan oleh Junaedi untuk mendistribusikan dengan harga yang mereka sudah tentukan.
“Kami menolak tapi juga tetap kami dipaksa. Kalau kami tidak distribusikan barang itu, kami diancam akan dicabut mesin gesek eletrik kami” terang Jarwoko,Minggu(14/6/2020).
Ditempat terpisah, Uriana salah seorang pemilik E_Warung di Desa Posangke mengakui hal itu. Menurutnya, sejumlah barang yang datang itu melalui suplayer yang telah ditentukan oleh Koordinator Pendamping Kabupaten, Junaedi.
“Semua barang yang kami berikan kepada KPM itu, datangnya atas arahan Junaedi. Kalau Beras itu dari Mas Eko yang tinggal di SPC (Tanakuraya, red). Kacang dengan telur itu semua Pakde Suprapto, yang tinggal di Trans Tokala,” Ungkap Uriana.