Sastra Koran Bukan Sastra Picisan

Sebanyak 20 cerpen terbaik Indonesia dan 100 puisi terbaik Indonesia adalah cerpen-cerpen dan puisi-puisi yang dimuat di koran Kompas, Suara Pembaruan, Koran Tempo, Media Indonesia, Republika, Suara Merdeka, Jawa Pos, Lampung Pos, Bali Pos, Pontianak Pos, dan Pikiran Rakyat.

Menurut Triyanto Triwikromo yang direktur program anugerah ini, tak bisa dimungkiri betapa sastra hari ini adalah sastra koran. Sedangkan sastrawan yang pemimpin redaksi Horison (kini, majalahnya sudah almarhum), Jamal D. Rahman, mengatakan kini koran menjadi kiblat sastra. Cuma yang menjadi masalah sastrawan adalah keterbatasan halaman koran.

Bahwa saat ini berkembang fakta bahwa sastra cyber, sastra facebook, sastra twitter — sekadar menyebut nama era digital dan komputer di saat ini — demikian menyeruak. Sastra koran tetap mendapat tempat.

Banyak penulis yang berangkat dari sastra koran menjadi pengarang populer dan dikagumi. Jadi, sastra koran bukan sastra picisan dan kehadirannya tak bisa diabaikan. Itu sejarah.***

*Ayid Suyitno PS, penyair Alumni Puisi Indonesia ’87.

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, silahkan mengirim sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com