“Meski pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan oleh Lie Cheng Ok dari keturunan Tionghoa. Seni bela diri Beksi yang berkembang sampai sekarang itu tidak pernah ada di negeri tirai bambu. Sebab, karena memang gerakannya murni mengadaptasi dari budaya Indonesia. Seni bela diri Silat Beksi terdiri dengan perpaduan beberapa seni, diantaranya; seni keindahan, seni kecepatan, ketepatan dalam mencapai sasaran, dan kedinamisan dalam bergerak,” terang Babe Nafis panjang lebar.
Sesepuh Beksi itu menambahkan, ciri gerakan dari silat Beksi terkenal cepat dan banyak menggunakan permainan tangan, terutama pada bentuk pukulannya. Pesilat Beksi sering menggunakan pukulan dengan telapak tangan yang mengepal dan menghadap ke atas. Tak hanya soal pukulan yang membuat seni beladiri Silat Beksi ini berbeda. Kekuatan hentakan kaki, sikut dan cengkraman juga menjadi kekuatan lain yang harus dimiliki seorang pesilat Beksi.
“Ada beberapa jurus atau gerakan yang harus dikuasai oleh pesilat beksi, dan semuanya memiliki nama yang cukup unik karena memang seni bela diri ini berkembang dari budaya Betawi. Yang paling harus di pelajari terlebih dahulu adalah jurus Beksi Dasar. Jika sudah cukup mahir dalam teknik ini, maka beberapa jurus atau gerakan lain bisa dipelajari dengan mudah. Misalnya jurus Gedig, jurus Tancep, Jurus Petir, Jurus Lokbeh, Jurus Kebut dan masih banyak lagi,” pungkasnya.*** (miel)