Dia menjelaskan bahwa Simluhtan adalah produk inovasi teknologi di era 4.0. Proses perencanaan bisa dipercepat dengan akurasi tinggi.
“Simluhtan berisikan database petani dan penyuluh yang digunakan untuk perencanaan pembangunan pertanian baik itu di pusat ataupun di daerah, juga untuk pupuk subsidi. Jika data petani belum masuk simluhtan maka belum bisa dapat bantuan,” ungkapnya.
Dipaparkan Dedi, semua program diawali dari CPCL yang ada di Simluhtan. Sebagai media untuk monitoring keberadaan petani dan penyuluh dan program utama Kementerian Pertanian.
“Tapi saat ini masih saja ada petani yang belum masuk dalam simluhtan,” tegas Dedi.
Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Ekowati mengatakan sektor pertanian adalah sektor yang tidak banyak terdampak di masa covid, karena pangan adalah kebutuhan utama hidup manusia. Walaupun pertumbuhan ekonomi negatif, namun pertanian tetap tumbuh baik itu ekspor ataupun produksinya.
”Gubernur Sumatera Selatan sangat memperhatikan sektor pertanian karena merupakan tumpuan kehidupan,” ujar Ekowati.
Secara terperinci Ekowati mengatakan Bahwa Sumatera Selatan (Sumsel) mempunyai target yaitu 1 (satu) desa 1 (satu) penyuluh. Pada Tahun 2021 di Sumsel sudah ada 3.351 orang pendamping pertanian yang terdiri dari 1.553 penyuluh yang didanai APBN, 1.400 didanai APBD Sumsel dan saat ini kabupaten/kota menyiapkan dari dana APBD 398 orang.
“Saat ini jumlah petani diBPS diatas 1 (satu) juta, dan yang sudah terdata di Simluhtan 752.053 orang,” jelas dia.