“Siswa-siswi kami yang mengikuti festival mulai dari kelas X-XII adalah Tanaya Mardiah Wijayanti, Nicolas Ananda, Hisyam Hibatul Azizi dan Figo Pandu Satria,” terangnya.
Prestasi yang diraih juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), salah satu yang dimungkinkan menjadi penerjemah atau bahkan profesi lain yang lebih menjanjikan.
Salah satu siswa, Nicolas Ananda mengutarakan, tertarik mempelajari bahasa Inggris lebih dalam karena dukungan kedua orang tua. Termasuk berprestasi di segala perlombaan yang bernuansakan bahasa Inggris.
“Kami tidak menyangka bakal jadi pemenang pertama karena niat awalnya untuk mengasah kemampuan dalam berbahasa Inggris. Dan ternyata menang, yang merupakam hasil perjuangan bersama selama sebulan berlatih,” ungkapnya.
Para guru selalu mengingatkan, setelah meraih prestasi tetap bersikap sederhana dan rendah hati, karena di luar masih banyak orang-orang yang prestasinya melebihi yang diraih sekarang.
Ketua pelaksana ALSA E-Fest, Yusfina, yang juga mahasiswi Fakultas Hukum Undip mengatakan, sebelum Pandemi Covid-19, kegiatan ini digelar secara tatap muka dan hanya diikuti oleh pelajar SMA di wilayah Jateng dan DIY.
“Tahun 2019 lalu digelar secara tatap muka. Habis itu digelar secara daring dan mulai diikuti palajar dari luar Jateng/DIY, seperti Jawa Timur, Jawa Barat dan DKI Jakarta,” tuturnya.
Sebelum pandemi, kegiatan ALSA E-Fest tidak hanya untuk mengasah kemampuan berbahasa Inggris, tetapi disisipi pula dengan bazar berupa kesempatan beasiswa kuliah ke luar negeri.