Pada kesempatan itu, Kepala Negara menegaskan, bangsa ini perlu memperkuat hilirisasi industri. Bahkan, tambah Presiden Jokowi, dirinya akan memberikan perintah kepada satu per satu perusahaan, baik itu perusahaan swasta maupun BUMN, yang berkaitan dengan tambang (dan) minerba, untuk masuk ke hilirisasi.
“Untuk apa? Sekali lagi, agar komoditas bangsa Indonesia lebih tinggi nilainya. Jadi, tidak kirim mentahan, tidak kirim dalam bentuk raw materials. Semua itu memberikan nilai tambah bagi negara,” ujar Presiden Joko Widodo.
Artinya, akan memberikan income yang lebih tinggi kepada negara, kemudian menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan. “Ini goal yang penting bagi rakyat, dan tentu saja membuat bangsa kita semakin mandiri, semakin maju.”
Kepala Negara juga memberikan ilustrasi bahwa Indonesia memiliki cadangan tembaga yang sangat besar, bahkan masuk dalam kategori tujuh negara yang memiliki cadangan tembaga terbesar di dunia. “Ini yang banyak (dari) kita tidak tahu,” ujar Presiden Jokowi.
Menurut Kepala Negara, potensi yang sangat besar ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat dengan menciptakan nilai tambah yang setinggi-tingginya bagi ekonomi negara.
Jangan sampai negara ini yang memiliki tambang, memiliki konsentrat, namun smelter-nya, hilirisasinya ada di negara lain, seperti ada di Spanyol, ada di Jepang. Nilai tambahnya berarti yang menikmati negara lain. “Inilah kenapa smelter PT Freeport Indonesia ini dibangun di dalam negeri, yaitu di Gresik, Provinsi Jawa Timur.”