JEMBER, transnews.co.id – Puluhan tambak udang yang ada di pesisir pantai selatan Jember, khususnya yang berada di wilayah desa Kepanjen, kecamatan Gumukmas masih melakukan pembuangan limbah ke bibir pantai, dan menurut temuan dari kelompok petani nelayan setempat, mayoritas pelaku usaha tambak belum mengantongi izin analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
Wakil Ketua Kelompok nelayan Mustika Laut Tiyo Ramires mengatakan, bahwa pembuangan limbah para pengusaha tambak udang di pesisir laut selatan perlu ditertibkan. Sebab, jika terus dibiarkan, tidak menutup kemungkinan bisa mencemari lingkungan. Hal ini harus segera dilakukan untuk meminimalisasi pencemaran pada pantai di sekitar penambakan udang tersebut,
“Limbah perusahaan itu sebenarnya harus aman, harus ada IPAL, biar lautnya tidak tercemar. Hal itu akan menjadi perhatian kami agar keberadaan para penambak udang tersebut tidak mencemari lingkungan,” katanya.
Dia melanjutkan, sejauh ini teknik pengelolaan tambak udang yang ada di wilayah Kepanjen untuk pengelolaan limbahnya ada beberapa bagian yang kurang tepat, seperti keterbatasan instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
“Makanya itu perlu diperbaiki agar tidak semakin parah. Sebab jika parah, untuk menatanya jauh lebih sulit,” ungkapnya
Masih menurut Tiyo, tentang IPAL itu sudah berkali kali dilaporkan, baik ditingkat pemerintah daerah maupun provinsi.