Selain memenuhi pasar di Bali, produk pertanian dari Tabanan juga dikirim ke Jawa, Sulawesi, bahkan ekspor ke mancanegara.
Hanya saja, Dedi berharap agar petani tidak menjual produk bahan mentah atau row material. Alasannya. harga jualnya rendah. Akibatnya, keuntungan yang didapat petani pun rendah.
“Oleh karena itu, kita meminta Pemkab Tabanan untuk terus mengarahkan petani agar menggarap hilirisasi agar keuntungan meningkat. Misal kakao, jika petani jual dalam bentuk biji fermentasi dengan harga Rp 40.000 – Rp 50.000/kg, harus diupayakan agar petani mengolah biji itu menjadi serbuk kakao. Lalu olah lagi menjadi pasta baru dijual. Pasti harga dan keuntungan petani meningkat,” katanya.
Begitu pula manggis. Dedi menyarankan petani tidak langsung jual buah segar. “Arahkan agar manggis digrading dulu lalu buat ekstrak manggis baru dijual, sehingga petani bisa mendapatkan nilai tambah yang menguntungkan”, tutup Dedi.