Tak mengherankan, mulai bergeraknya ekonomi global dan membaiknya ekonomi domestik membuat banyak perusahaan bergairah menawarkan saham umum perdana (initial public offering/IPO) di BEI pada 2021. Diperkirakan sampai akhir tahun bisa mencapai 50 korporasi melakukan IPO.
OJK juga mencatat kredit perbankan pada September 2021 kembali meningkat dan tumbuh sebesar 2,21 persen yoy (3,12 persen year to date/ytd). Secara sektoral, kredit sektor utama tercatat mengalami peningkatan terutama pada sektor manufaktur dengan peningkatan sebesar Rp16,4 triliun. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,69 persen yoy.
Satu hal, pihak OJK akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi dengan mengoptimalkan peran pasar modal, antara lain, melalui dukungan penyusunan kebijakan yang akomodatif bagi start-up dan perusahaan teknologi berskala unicorn untuk melakukan IPO di bursa, pembentukan Securities Crowdfunding (SCF) untuk UMKM, menerbitkan kerangka regulasi untuk Bank Digital, memperbarui pengaturan peer to peer lending, dan meninjau pengaturan insurtech.
Namun demikian, OJK juga mengingatkan agar setiap investor memperhatikan tantangan global pada 2022. Adapun tantangan-tantangan tersebut adalah pemulihan ekonomi global maupun domestik yang masih diliputi ketidakpastian dan potensi terjadinya gelombang ketiga varian Covid-19.