Depok, transnews.co.id – Aksi bagi-bagi uang atau yang biasa disebut ‘serangan fajar’ mulai menghiasi hari tenang menjelang hari pencoblosan yang akan berlangsung pada 27 November besok.
Serangan fajar berisi uang dan stiker pasangan calon mulai mendapat tempat di media sosial, salah satunya video yang dibagikan akun Facebook bernama Kasno.
Kasno mulai membagikan video di akun Facebook nya berisi sebuah amplop berisi uang lima puluh ribu disertai stiker berisi salah satu pasangan calon.
Dalam video yang Kasno sebarkan, ia juga menyertai sebuah narasi berisi tulisan yang berbunyi “Jangan kita cederai pesta demokrasi pemilukada Kota Depok dengan tindakan tindakan yang tak terpuji”.
Video tersebut telah ditonton sebanyak 455 tayangan dengan 11 komentar didalamnya. Didalam komentar video yang dibagikan Kasno, juga terdapat video amplop berisi uang 25 ribu dengan stiker berisi ajakan memilih Supian Suri – Chandra Rahmansyah.
Video amplop berisi uang pecahan sepuluh ribu dua lembar dan lima ribu satu lembar itu dibagikan akun bernama Bang Sudira Panmas langsung mendapat respon dari akun Cahyo P Budiman. Cahyo P Budiman lantas berkelakar, ‘mau menang ngasih jigooooooh? Kata Cahyo diikuti emotion tertawa terbahak-bahak.
Bang Sudira Panmas juga menyambut komentar Cahyo P Budiman dengan kata ‘Kebangetan medit’.
Sekretaris DPD Golkar Kota Depok, Dindin Safrudin buka suara. Ia membantah pihaknya melakukan politik uang menjelang Pilkada Kota Depok 27 November mendatang.
Dindin menduga, video yang disebarkan akun Facebook bernama Kasno merupakan settingan orang-orang atau pendukung paslon nomor urut dua, Supian Suri – Chandra Rahmansyah.
“Yah, seperti yang kita ketahui bersama. Cara mereka kan selalu begitu, playing victim, seolah-olah jadi orang yang teraniaya. Padahal mah itu mereka lakukan sendiri. Mereka buat sendiri, terus di videokan sendiri, terus disebar deh, udah kebaca,” kata Dindin kepada wartawan.
Dindin lantas menyebut, jika benar itu bukan buatan sendiri sudah tentu akan ada yang langsung membuat laporan ke Bawaslu Kota Depok dan meminta untuk di tindak lanjuti.
“Kalau benar bukan buatan pendukung mereka sendiri, pasti udah grasak-grusuk buat laporan ke Bawaslu Depok. Ini mah settingan lama, norak sekali mainnya,” pungkasnya.