Tidak hanya fisik pembangunan yang lengkap saja. Emil juga berharap, konten pengawasan dan pengajaran di tempat penitipan anak juga terus dikawal LCSP. Itu agar memberikan ekosistem terbaik, terutama dalam pembelajaran anak secara kognitif.
Project Officer Griya Anak Patria Surabaya dr Adi Pramono Hendrata menjelaskan, penitipan anak ini juga dilengkapi dengan berbagai rangkaian protokol kesehatan (Proses) yang ketat. Diantaranya setiap anak yang dititipkan, sebelumnya wajib mengikuti screening suhu, mencuci tangan dan mengenakan masker dengan baik dan benar.
Selain itu, setiap anak juga dibatasi dengan pembatas jarak yang terbuat dari mika. Termasuk mengantisipasi interaksi yang dapat menimbulkan kerumunan.
“Selain itu, kami juga memasang teralis besi dan 12 titik CCTV untuk memastikan keamanan mereka,” kata Adi.
Guna memberdayakan masyarakat sekitar, LCSP juga memberikan pelatihan kepada lulusan SMA yang berdomisili di sekitar tempat penitipan anak. Harapannya, agar mereka bisa mendapatkan bekal keterampilan merawat dan mengasuh anak.
“Memang ini dikhususkan bagi masyarakat dengan golongan kebawah. Namun kami berharap tempat ini dapat menjadi rumah kembang anak, karena ditempat ini selain pendampingan fisik, kami juga memantau psikis dan kehidupan sosialnya,” imbuhnya.
Sementara itu, peresmian tersebut tidak dilakukan secara luring saja, tapi juga diikuti secara daring oleh International Director Juswan Tjoe dan para anggota serta undangan Lion’s Club di berbagai daerah.(HD) Editor:Nas