Melompati Xi dan Nu
Isu lahirnya varian baru asal Afsel ini baru merebak sejak November 2021, menyusul munculnya klaster-klaster tempat di Afsel dan Botswana dan ditandai oleh penularannya yang sangat cepat. Otoritas kesehatan Afsel turun tangan melakukan penelitian genom. Penemuan pertama adanya varian baru itu justru dari spesimen yang ditemukan di Botswana, pada awal November.
Mengacu pada runutan genomnya, secara taksonomi dia disebut sebagai varian B.1.1.529. Pihak Kementerian Kesehatan Afsel mengumumkan temuan itu pada 14 November 2021. Tindakan pemantauan berikutnya menunjukkan, kasus B.1.1.529 itu jauh lebih banyak ditemukan di Afsel ketimbang di Botswana.
Pemeriksaan genom sequencing di Provinsi Gauteng, tempat di mana kota terbesar Johannesburg berada, menunjukkan bahwa 77 sampel (90 persen dari spesimen yang diuji) ialah B.1.1.529. Spesimen itu dikumpulkan 12–20 November. Kemunculan varian baru ini ditandai pula oleh eskalasi penularan yang sangat cepat di masing-masing klaster. Secara nasional, kasus positif harian Afsel yang rata-rata 800 pada 20 November, meloncat ke rata-rata 4.500 kasus pada 28 November.
Tim peneliti dari Afsel mendiskripsikan, varian baru itu telah mengalami 50 mutasi genetik, yang hasilnya ditunjukkan oleh penampakannya yang berubah. Mutasi itu mengakibatkan perubahan atas 32 spike protein pada belalainya, dan 18 mutasi lain terjadi pada bagian lainnya. Perubahan besar itu dikhawatirkan bisa membuat virus tersebut lebih menular dan lebih ganas.