WHO Sebut Varian Covid-19 Omicron Sangat Menular

Ilustrasi Varian Covid-19 Omicron

Munculnya 32 spike protein baru itu perkirakan bisa menambah kemampuan virus mengelak dari hadangan antibodi tubuh, baik yang terbentuk dari vaksinasi (herd imunnity) maupun kekebalan alamiah dari para penyintas, dan mereka yang pernah terciprat virus dosis rendah yang kemudian mendorong munculnya antibodi.

Varian B1.1.529 itu juga terbukti telah mengakibatkan infeksi ulang (reinfeksi) dari para penyintas. Strain baru itu juga mudah menginfeksi mereka yang telah menjalani vaksinasi, meski lebih banyak pada kelompok tak belum tersentuh vaksin. Di Afrika Selatan, baru 25 persen penduduk menerima vaksin lengkap dua dosis.

BACA JUGA :  Percepatan Vaksinasi Covid-19 Lansia, Cegah Angka Kematian Meningkat

Pemerintah Afrika Selatan melaporkan, lahirnya strain virus baru itu ke WHO pada 24 November, disertai desakan supaya badan internasional itu melakukan tindakan pencegahan penyebarannya. Tanpa membuang waktu, tim ahli independen yang mendampingi WHO bersidang, berdiskusi, dan merekomendasikan agar WHO menetapkannya sebagai VoC.

Ternyata WHO setuju. Lebih dari lima juta jiwa sudah direnggut Covid-19, maka kewaspadaan harus dijaga. WHO pun menetapkannya sebagai VoC pada 26 November 2021. Nama Omicron diberikan kepada varian asal Afsel ini, mengikuti nomenklatur yang telah ditetapkan, yakni merujuk ke abjad Yunani.

BACA JUGA :  Pandemi Konsisten Membaik, Pemerintah Ingatkan Tetap Waspada

Dari sisi urutan abjad Yunani, sebelulnya ada dua yang dilewati, yakni Xi dan Nu. Namun, menurut Al Jazeera, sebutan Xi itu terlalu dekat berasosiasi dengan nana famili atau marga (she di Tiongkok), sedangkan Nu dikuatirkan rancu dengan kata new dalam bahasa Inggris.

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, silahkan mengirim sanggahan dan/atau koreksi kepada Kami sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers melalui email: transnewsredaksi@gmail.com

Pos terkait